Manusia dan Kebudayaan
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya yang berjudul “Manusia Dan Kebudayaan”.
Makalah ini berisikan tentang
keterkaitan antara manusia dan budaya. Setelah diteliti sangat erat hubungan
antara kedua elemen itu. Jikalau kedua itu tidak berkaitan erat satu sama lain,
kelangsungan hidup dan bermasyarakat sangat besar resikonya menuju kepada
kehancuran. Oleh karena itu, makalah ini dibuat agar para pembaca menyadari
bahwasannya kita haru selalu melestarikan semua kebudayaan yang ada dan
membanggakan kebudayaan yang kita miliki sebagai Identitas Nasional Negara
Indonesia ini.
Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Depok, 22 Maret 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Hubungan manusia dan kebudayaan sangat erat
kaitannya satu sama lain, secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin),
yang berarti berpikir, berakal budi atau mahluk yang berakal. Kebudayaan
berasal dari kata budaya yang merupakan bentuk kata majemuk
kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Dalam
bahasa Sansekerta kebudayaan disebut dengan budhayah yaitu
bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budi atau akal. Pada
dasarnya manusia adalah mahluk budaya yang harus nembudayakan dirinya, Manusia
sebagai mahluk budaya mampu melepaskan diri dari ikatan dan dorongan nalurinya
dan mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan mempelajari keadaan
sekitar dengan pengetahuan yang dimilikinya. Kebudayaan juga mengajarkan kepada
manusia beberapa hal penting dalam kehidupan seperti etika sopan & santun
menjadikan ciri khas kebudayaan orang Indonesia.
Kebudayaan juga dapat mempersatukan lapisan
elemen masyarakat yang sebelumnya merenggang akibat konflik yang
nerkepanjangan dan dapat pula dijadikan alat komunikasi antar masyarakat. Rasa
saling menhormati dan menghargai akan tumbuh apabila antar sesama manusia
menjujung tinggi kebudayaan sebagai alat pemersatu kehidupan, alat komunikasi
antar sesama dan sebagai ciri khas suatu kelompok masyarakat. Banyak hal dapat
di kaji mengenai manusia dan kebudayaan, dapat dijadikan pelajaran bagi
masyarakat tentang hubungan erat manusia dan kebudayaan yang sebenarnya tak
dapat dipisahkan satu sama lain. Kebudayaan berperan penting bagi kehidupan
manusia dan menjadi alat untuk bersosialisasi dengan manusia yang lain dan
padaakhirnya menjadi ciri khas suatu kelompok manusia. Manusia sebagai mahluk
sosial membutuhkan alat sebagai jembatan yang menghubungkan dengan manusia yang
lain yaitu kebudayaan.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun
Rumusan Masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
Wujud Kebudayaan?
2. Bagaimana
Transformasi Kebudayaan?
3. Bagaimana
Hubungan Manusia dan Kebudayaan?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan yang dapat diambil adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui
Wujud Kebudayaan.
2. Mengetahui
Transformasi Kebudayaan.
3. Mengetahui
Hubungan Manusia dan Kebudayaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kehidupan ini manusia tidak dapat lepas
dari kebudayaanya. Kebudayaan merupakan hasil cipta manusia sejak zaman dahulu.
Kebudayaan itu berbeda-beda di setiap daerahnya karena faktor lingkungan dan
hasil pemikiran setiap orang yang kemudian dilestarikan secara turun menurun
sebagai suatu kebiasaan masyarakat di dareah tertentu.
Kehidupan manusia selau ditandai oleh norma
sebagai aturan sosial untuk mematok perilaku manusia yang berkaitan dengan
kebaikan bertingkah lak, tingkah laku rata-rata atau tingkah laku yang
diabstaksikan. Oleh karena itu dalam setiap kebudayaan dikenal norma-norma yang
ideal dan norma-norma yang kurang ideal atau norma rata-rata. Norma ideal
sangat penting untuk menjelaskan dan memahami tingkah laku tertentu manusia,
dan ide tentang norma-norma tersebut sangat mempengaruhi sebagian besar
perilaku sosial termasuk perlaku komunikasi manusia.
Nilai adalah konsep-konsep abstrak yang dimiliki
oleh setiap individu tentang apa yang dianggap baik atau buruk, benar atau
salah, patut atau tidak patut .
Unsur penting kebudayaan berikutnya adalah
kepercayaan / keyakinan yang merupakan konsep manusia tentang segala sesuatu di
sekelilingnya. Jadi kepercayaan / keyakinan itu menyangkut gagasan manusia
tentang individu, orang lain, serta semua aspek yang berkaitan dengan biologi,
fisik, sosial, dan dunia supernatural. Unsure penting kebudayaan adalah bahasa,
yakni system kodifikasi kode dan symbol baik verbal maupun non verbal, demi
keperluan komunikasi manusia.
Definisi kebudayaan di atas seolah bergerak dari
suatu kontinum nilai kepercayaan kepada perasaan dan perilaku tertentu.
Perilaku tertentu. Perilaku tersebut merupakan model perilaku yang diakui dan
diterima oleh pendukung kebudayaan sehingga perilaku itu mewakili norma-norma
budaya.
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Definisi Kebudyaan itu
sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga
dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan
salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai
sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya
merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, clan setclah
kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai
dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya merupakan satu keSatuan. Contoh
sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan
peraturan-peraturan kemasyarakatan.
2.1
Wujud Budaya
Ada
tiga wujud kebudayaan, yaitu meliputi sebagai berikut.
1. Wujud
kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai,
norma-norma, peraturan, dan lainnya. Wujud ini merupakan wujud ideal dari
kebudayaan. Tempatnya ada di dalam kepala atau pikiran, atau bisa juga tertuang
dalam tulisan-tulisan. Istilah lain yang lebih tepat untuk menggambarkan wujud
ideal kebudayaan ini adalah adat atau adat istiadat.
2. Wujud
kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas dan tindakan berpola
dari manusia dalam masyarakat. Wujud kebudayaan ini sering disebut
juga sistem sosial atau social system, yakni tindakan berpola
manusia itu sendiri. Sebagai rangkaian aktivitas manusia, sistem sosial atau
wujud kebudayaan ini bersifat konkret atau nyata, terjadi setiap saat di
sekitar kita, dapat diobservasi, dan dapat didokumentasikan.
3. Wujud
kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud kebudayaan ini sering
disebut juga dengan kebudayaan fisik. Oleh karena sifatnya benda fisik, wujud
ini sangat konkret, dapat diraba, dilihat, dan difoto. Misalnya, komputer,
bangunan, dan pakaian.
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan
dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
· Gagasan
(Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang
berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau
disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam
pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan
mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada
dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat
tersebut.
· Aktivitas
(tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu
tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula
disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak,
serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang
berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan
sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
· Artefak
(karya)
Artefak adalah wujud
kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga
wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud
kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain.
Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada
tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Berdasarkan
wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli
atropologi Cateora, yaitu :
·
Kebudayaan material
Kebudayaan
material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk
dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu
penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya.
Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat
terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
·
Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan
nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke
generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian
tradisional.
·
Lembaga sosial
Lembaga
social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan
berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu
Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social
masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita
tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau
perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang
wanita memilik karier
·
Sistem kepercayaan
Bagaimana
masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan
terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam
masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana
memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara
bagaimana berkomunikasi.
·
Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
·
Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.
2.2 Transformasi
Budaya
Segala sesuatu yang ada
dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan masyarakat itu sendiri.
Baik buruknya perilaku atau sikap masyarakat juga bergantung pada kebudayaannya.
Setiap masyarakat
mempunyai kebudayaan yang secara kontinyu ditaati dan diajarkan dari
generasi ke generasi berikutnya.
Secara sadar atau tidak sadar, secara terstruktur
maupun tidak terstruktur, masyarakat melalui anggota-anggotanya akan mengajarkan
kebudayaannya. Proses mengajarkan inilah yang disebut sebagai transformasi
budaya atau pewarisan kebudayaan.
Dalam proses belajar kebudayaannya,
manusia tentunya tidak begitu saja menerima apa adanya. Ia akan selalu
menggunakan daya nalarnya untuk memahami, menyelami, memilih, dan melaksanakan
apa yang menurut pandangannya baik.
Bisa saja yang ia lakukan sedikit berbeda atau
berbeda sama sekali dengan yang diajarkan oleh kebudayaan atau masyarakatnya.
Perbedaan ini awalnya bisa menimbulkan konflik dalam masyarakat.
Namun, jika kemudian dapat saling menyesuaikan diri, konflik itu pun akan
hilang.
Proses tranformasi budaya dapat dilakukan
melalui ucapan, sikap, atau perilaku yang sudah terpola. Dengan kata lain,
transformasi kebudayaan dilakukan melalui proses belajar.
2.3 Hubungan
Manusia dan Kebudayaan
Secara sederhana hubungan antara manusia dan
kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan
obyek yang dilaksanakan manusia. Dari sisi lain hubungan antar manusia dan
kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan manusia dan masyarakat
yang dinyatakan sebagai dialektis.
Proses
dialektis ini tercipta melalui tiga:
1. Eksternalisasi:
Proses manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunia.
2. Obyektivitas:
Proses masyarakat menjadi realitas obyektif,menjadikan masyarakat dengan segala
pranata sosialnnya untuk mempengaruhi,dan membentuk perilaku manusia.
3. Internalisasi:
Proses manusia mempelajari kembali masyarakatnya agar dia dapat hidup
baik,hingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
Manusia sangat erat kaitannya dengan kebudayaan.
Begitupun sebaliknya. Manusia yang membuat kebudayaan. Dan hampir setiap
tingkah laku manusia itu adalah kebudayaan. Dalam sosiologi manusia dan
kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal. Maksudnya adalah walaupun keduanya
berbeda, tetapi keduanya merupakan suatu kesatuan. Manusia menciptakan
kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup
manusia agar sesuai dengannya. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam
menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang
digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia
merupakan suatu oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi
seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan,
setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika,
tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seoang
bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh kaena
itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu
tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi
kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk
hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan
itu bersumber dari lingkungan.
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu
ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk
Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan
melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari
dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Definisi Kebudyaan itu
sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga
dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan
salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Manusia dan kebudayaan pada hakekatnya memiliki
hubungan yang sangat erat, dan hampir semua tindakan dari seorang manusia itu
adalah merupakan kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap
kebudayaan yaitu sebagai:
1) penganut
kebudayaan
2) pembawa
kebudayaan
3) manipulator
kebudayaan, dan
4) pencipta
kebudayaan
Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki
sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang
memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan
induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena
perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan
politik dan gender,
Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat
ketika berhadapan dengan imigran dan kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan
asli. Cara yang dipilih masyarakat tergantung pada seberapa besar perbedaan
kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas, seberapa banyak imigran yang
datang, watak dari
penduduk
asli, keefektifan dan keintensifan komunikasi antar budaya, dan tipe
pemerintahan yang berkuasa:
1. Monokulturalisme: Pemerintah
mengusahakan terjadinya asimilaSi kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda
kebudayaan menjadi satu dan saling bekerja sama.
2. Leitkultur (kebudayaan inti):
Sebuah model yang dikembangkan oleh Bassam Tibi di Jerman. Dalam Leitkultur,
kelompok minoritas dapat menjaga dan mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa
bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli.
3. Melting Pot: Kebudayaan
imigran/asing berbaur dan bergabung dengan kebudayaan asli tanpa campur tangan
pemerintah.
4. Multikulturalisme: Sebuah
kebijakan yang mengharuskan imigran dan kelompok minoritas untuk menjaga
kebudayaan mereka masing-masing dan berinteraksi secara damai dengan kebudayaan
induk.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara sederhana kaitan manusia dan kebudayaan
adalah sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang
dilaksanakan manusia. Dalam ilmu sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai
sebagai dwi tunggal yang berarti walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya
merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan setelah kebudayaan
tercipta maka kebudayaan mengatur kehidupan manusia yang sesuai dengannya,
contohnya adlah hubungan dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan.
Manusia dan kebudayaan mempunyai hubungan yang
erat. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang
lebih awal antara manusia dan kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya
harus membedakan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan
lebih cermat.
3.2 Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik serta saran
yang konstruktif demi perbaikan makalah ini sehingga dapat lebih disempurnakan
dengan lebih baik lagi. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
·
Anonymous,
http://www.anneahira.com/arti-budaya.htm. Diakses pada tanggal:
20-03-2014, 14.00 WIB.
·
Anonymous,
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya. Diakses pada tanggal: 20-03-2014,
14.00 WIB.
·
Anonymous,
http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia. Diakses pada tanggal: 20-03-2014,
14.00 WIB.
·
Anonymous, http://misi.sabda.org/memahami_budaya. Diakses
pada tanggal: 20-03-2014, 14.00 WIB.
·
Anonymous, http://pakguruonline.pendidikan.net/
buku_tua_ pakguru_ dasar_ kpdd_ 14. Html. Diakses pada tanggal:
20-03-2014, 14.00 WIB.
·
Anonymous, http://prasetijo.wordpress.com/ 2008/
09/ 11/ definisi - kebudayaan- menurut- parsudi. html. Diakses pada
tanggal: 20-03-2014, 14.00
WIB.
·
Anonymous, http://www.putra-putri-indonesia.com/unsur-budaya.html. Diakses
pada tanggal: 20-03-2014, 14.00 WIB.
·
Anonymous,
http://skyrider27.blogspot.com/2010/03/manusia-dan-kebudayaan. Html. Diakses
pada tanggal: 20-03-2014, 14.00 WIB.
·
Anonymous, http://www.syahroneiy.co.cc/2010/05/manusia-dan-kebudayaan.html Diakses
pada tanggal: 20-03-2014, 14.00 WIB.
·
Kuntowijoyo. 2006. Budaya dan Masyarakat.
Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya
·
Laksono, P.M. 1999. Teori Budaya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
·
Mawardi. 2009. IAD – ASD – IBD.
Bandung: Pustaka Setia
·
Nugroho, Widyo. 1994. Ilmu Budaya Dasar.
Jakarta: Universitas Gunadarma
Komentar
Posting Komentar