Manusia dan Pandangan Hidup
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat
pantas penulis ucakan kepada Allah SWT, yang karena bimbingannyalah maka
penulis bisa menyelesaikan makalah tentang hubungan antara manusia dengan
pandangan hidup.
Makalah ini dibuat bertujuan untuk memberitahukan
kepada para pembaca maupun kepada saya sebagai penulis makalah ini khususnya
bahwasannya dalam menjalani kehidupan yang bersifat sementara ini seorang
manusia tentunya harus mempunyai tujuan dalam hidupnya. Apa yang ingin dilakukan dan untuk apa hidup di dunia
ini. Untuk itulah manusia hidup harus mempunyai prinsip yang jelas dan
pandangan hidup yang luas. Sebuah hal yang biasa ketika pandangan hidup
seseorang berbeda – beda.
Saya menyadari bahwa masih sangat
banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karna itu saya
mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini. Terima kasih dan semoga makalah ini bisa
memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.
Depok, 15 Mei 2014
Hamzah Asadullah
BAB I
PENDAHULUAN
Dua
kekayaan manusia yang paling utama ialah “Akal dan Budi”
atau lazimnya disebut pikiran dan perasaan. Disatu
sisi akal dan budi atau pikiran dan perasaan tersebut telah memungkinkan
munculnya tuntutan-tuntutan hidup manusia yang lebih daripada tuntutan hidup
makhluk lain.
Disisi
lain akal dan budi memungkinkan munculnya karya-karya manusia yang sampai
kapanpun tidak pernah akan dapat dihasilkan oleh makhluk lain. Cipta, karsa,
dan rasa pada manusia yakni sebagai buah akal budinya terus melaju tanpa
hentinya berusaha menciptakan benda-benda baru untuk memenuhi kebutuhan / hajat
hidupnya. Baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Dari proses ini maka
lahirlah apa yang disebut kebudayaan dan pandangan terhadap hidup. Jadi pada
hakikatnya, kebudayaan dan pandangan terhadap hidup ini tidak lain adalah
segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia.
Pandangan
Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk
membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat
bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua perbuatan, tingkah laku
dan aturan serta undang-undang harus merupakan pancaran dari pandangan hidup
yang telah dirumuskan.
Pandangan
hidup sering disebut filsafat hidup. Filsafat berarti cinta akan kebenaran,
sedangkan kebenaran dapat dicapai oleh siapa saja. Hal inilah yang
mengakibatkan pandangan hidup itu perlu dimiliki oleh semua orang dan semua
golongan.
Setiap
orang, baik dari tingkatan yang paling rendah sampai dengan tingkatan yang
paling tinggi, mempunyai cita-cita hidup. Hanya kadar cita-citanya sajalah yang
berbeda. Bagi orang yang kurang kuat imannya ataupun kurang luas wawasannya, apabila
gagal mencapai cita-cita, tindakannya biasanya mengarah pada hal-hal yang
bersifat negative.
Disinilah
peranan pandangan hidup seseorang. Pandangan hidup yang teguh merupakan
pelindung seseorang. Dengan memegang teguh pandangan hidup yang diyakini, seseorang
tidak akan bertindak sesuka hatinya. Ia tidak akan gegabah bila menghadapi
masalah, hambatan, tantangan dan gangguan, serta kesulitan yang dihadapinya.
Biasanya
orang akan selalu ingat, taat, kepada Sang Pencipta bila sedang dirudung
kesusahan. Namun, bila manusia sedang dalam keadaan senang, bahagia, serta
kecukupan, mereka lupa akan pandangan hidup yang diikutinya dan berkurang rasa
pengabdiannya kepada Sang Pencipta. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain :
1. Kurangnya penghayatan pandangan hidup yang
diyakini.
2. Kurangnya keyakinan pandangan hidupnya.
3. Kurang memahami nilai dan tuntutan yang
terkandung dalam pandangan hidupnya.
4. Kurang mampu mengatasi keadaan sehingga lupa
pada tuntutan hidup yang ada dalam pandangan hidupnya.
5.
Atau sengaja melupakannya demi kebutuhan diri sendiri.
Pandangan hidup tidak
sama dengan cita-cita. Sekalipun demikian, pandangan hiup erat sekali kaitannya
dengan cita-cita. Pandangan hidup merupakan bagian dari hidup manusia yang
dapat mencerminkan cita-cita atau aspirasi seseorang dan sekelompok orang atau
masyarakat.
Pandangan hidup
merupakan sesuatu yang sulit untuk dikatakan, sebab kadang-kadang pandangan
hidup hanya merupakan suatu idealisme belaka yang mengikuti kebiasaan berpikir
didalam masyarakat. Manuel Kaisiepo (1982) dan Abdurrahman Wahid (1985)
berpendapat bahwa pandangan hidup itu bersifat elastis. Maksudnya bergantung
pada situasi dan kondisi serta tidak selamanya bersifat positif.
Pandangan hidup yang
sudah diterima oleh sekelompok orang biasanya digunakan sebagai pendukung suatu
organisasi disebut ideology. Pandangan hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan,
tuntutan seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh jalan hidupnya menuju
tujuan akhir.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pandangan Hidup
Pandangan Hidup merupakan
suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani.
Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau
negara. Semua manusia pasti mempunyai suatu pandangan hidup sendiri – sendiri
dan kemungkinan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Tak sedikit pula
orang yang mempunyai pandangan hidup yang sangat bertentangan dengan pandangan
hidup orang yang lainnya, itulah yang sering memicu perdebatan diantara umat
manusia dalam kehidupan sehari hari.
Seperti
yang ada di negara kita sekarang ini, semakin maraknya kasus terorisme. Masalah
ini terjadi akibat kurang tepatnya pandangan suatu orang terhadap masalah
kehidupan sehari – hari. Mereka manafsirkan atau mengartikan suatu ajaran
secara sepotong – sepotong dan hanya berdasarkan pada satu atau dua sumber saja
tidak melihat keadaan sekitar yang diperkirakan secara logika sehingga
mendapatkan penjelasan yang kurang tepat. Mereka berpandangan bahwa semua orang
yang menentang atau memusuhi keyakinannya adalah musuh buat mereka dan itu
harus dimusnahkan dari muka bumi ini untuk tersciptanya kehidupan yang aman dan
sejahtera. Padahal kalau kita perhatikan sebenarnya pandangan mereka terhadap
masalah tersebut adalah kurang tepat, bukan sewajarnya orang yang keliru itu
disadarkan untuk kembali ke jalan yang lurus bukan malah ditiadakan atau
dimusnahkan.
Tetapi
pandangan seperti itu seperti sudah mendarah daging pada diri mereka dan orang
– orang pengikutnya. Bahkan mereka menganggap kalau melakukan hal tersebut akan
mendapat suatu pahala yang besar dan kalaupun mereka maninggal dalam
menjalankan aksi mereka tersebut dianggap sebagai mati syahid. Padahal kalau
diamati justru perbuatan yang mereka lakukan itu sangat merugikan orang lain, seperti
menghilangkan nyawa orang lain pasti keluarga yang ditinggalkan itu akan
menyimpan duka yang sangat mendalam dan bahkan sulit untuk dihilangkan. Banyak
anak kecil yang kehilangan orang tuanya, para orang tua kehilangan lapangan
pekerjaan, dan lain sebagainya.
Mereka
juga tidak segan segan untuk menyebarkan ajarannya tersebut kepada orang –
orang yang ada disekitarnya sehingga pengikut semakin banyak. Dan hal tersebut tidak akan berhenti sebelum apa yang
mereka inginkan tercapai. Seperti yang kita lihat sekarang ini, meskipun
pimpinan gembong teroris sudah banyak yang tertangkap tetapi terorisme masih
terus terjadi. Hal tersebut dikarenakan bahwa ajaran yang mereka ajarkan masih
belum mati dan terus berjalan sehingga siapa saja bisa menerukan ajaran tersebut
meskipun sang pemimpin telah tiada, karena mereka bisa membentuk kader – kader
pemimpin baru.
Untuk
masalah tersebut hal yang harus dibenahi sebeneranya adalah pandangan hidup
pada pribadi masing masing orang tersebut. Kalau yaang dibasmi adalah pemimpinnya
itu belum bisa menuntaskan permasalahan karena pengikutnya masih banyak dan hal
itu sulit untuk ditelusuri satu persatu. Kalau pandangan hidup mereka sudah
kembali ke jalan yang benar, tidak perlu lagi diperintah pun mereka akan
menghentikan aksi aksi yang mereka jalankan sekarang ini dengan kesadaran
probabadi.
B. Pengertian Cita – Cita
SHAPE \* MERGEFORMAT
Menurut kamus besar bahasa Indonesia,
cita-cita adalah keinginan atau kehendak yang selalu ada di dalam pikiran atau
sebuah tujuan sempurna (yang akan dicapai atau dilaksanakan) dimana untuk
mewujudkannya, kepentingan pribadi harus dikesampingkan.
Banyak
orang yang mengganggap mimpi atau impian itu sama dengan khayalan atau
angan-angan tetapi sebenarnya serupa tapi tak sama. Mimpi atau impian itu lebih
ke arah sesuatu yang dapat digapai sedangkan khayalan atau lamunan itu lebih ke
arah keinginan yang tidak dapat direalisasikan. Dari kecil kita pasti
dinasehati oleh orangtua, guru ataupun buku untuk menggantungkan cita-cita
setinggi langit. Semua itu memang benar karena dengan adanya cita-cita atau
impian dalam hidup kita akan membuat kita semangat dan bekerja keras untuk
menggapai kehidupan yang lebih baik di dunia.
Cita-cita
yang baik adalah cita-cita yang dapat dicapai melalui kerja keras, kreativitas,
inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya. Khayalan hasil melamun cenderung
tidak logis dan bersifat mubazir karena banyak waktu yang terbuang untuk
menghayal yang tidak-tidak. Dalam bercita-cita pun sebaiknya jangan terlalu
mendetail dan fanatik karena kita bisa dibuat stres dan depresi jika tidak
tercapai. Contoh adalah seseorang yang punya cita-cita jadi dokter. Ketika dia
tidak masuk jurusan ipa dia stress, lalu gagal snmptn / spmb kedokteran dia
stress, dan seterunya.
Tidak semua orang bisa menentukan cita-cita. Jika tidak
bisa menentukan cita-cita, maka bercita-citalah untuk menjadi orang yang
berguna dan dicintai orang banyak dengan hidup yang berkecukupan. Untuk
mendapatkan motivasi dalam mengejar cita-cita kita bisa mempelajari kisah
sukses orang lain atau membaca atau melihat film motivasi hidup seperti laskar
pelangi. Tapi jangan lupa dengan cita-cita setelah kita mati nanti yaitu masuk
surga. Masuk surga pun harus kita perjuangkan selama kita hidup di dunia karena
hidup kita pada dasarnya adalah untuk ibadah dan merupakan ujian Tuhan kepada
kita. Kita mati tidak membawa apa-apa selain amal ibadah kita.
Hidup akan berguna jika kita lebih banyak memberi dan
sedikit menerima. Banyak berbuat kebaikan dan melawan kejahatan jauh lebih
membanggakan daripada hidup jadi penjahat dan mengejar kenikmatan dunia /
hedonisme. Manusia tidak akan puas dengan harta, oleh karena itu hiduplah
sederhana dan banyak memberi. Dengan begitu kelak di akhirat kita bisa
tersenyum bangga atas kemenangan kita selama hidup di dunia.
C. Pengertian Kebajikan
Prinsip bahwa kebajikan merupakan suatu pengetahuan
adalah bahwa untuk mengatahui kebaikan adalah dengan melakukan kebaikan.
kejahatan, kekeliruan atau semacanya muncul karena kurangnya pengetahuan,
ketidakacuhan, dan ketiadaan lainnya. jika mengetahui kebaikan adalah dengan
melakukan kebaikan, maka kekeliruan hanya datang dari kegagalan untuk
mengetahui apa yang baik. “Tak ada orang yang melakukan kejahatan secara
sukarela”, kalau mengetahui kebaikan tentang sesuatu (dalam hal apapun itu),
seseorang tak mungkin bermaksud memilih kejahatan.
Mungkin
kita sering mendengar orang berkata “saya bertindak berlawanan dengan
penilaianku yang lebih baik”, atau “saya benar-benar lebih tahu?”. mungkin hal
ini konyol, karena jika kita benar-benar lebih tahu, jikan kita benar-benar
lebih paham tentang hal yang lebih baik untuk dilakukan maka kita pasti akan
melakukannya. jika kita benar-benar memiliki penilaian yang lebih baik dari
yang kita gunakan, maka kita pasati bertindak berdasarkan penilaian tersebut,
dan bukannya berlawanan. ketkan seseorang melakukan tindak kejahatan atau
kekliruan, pastilah itu didasarkan pada pemikiran bahwa tindakan itu akan ada
eksesnya, ada keuntungannya. seorang pencuri tahu bahwa mencuri itu adalah
salah, tapi dia mencuri cincin berlian karena dia meyakini bahwa hal itu akan
memikat perempuan, atau akan membuat dia kaya sebagai keuntungannya. begitu
pula orang-orang yang menghabiskan hidupmya demi mengejar kekuasaan, gengsi
atau kekayaan. mereka melakukannya karena berpikir bahwa salah satu dari
tindakan itu akan membawa kebahagiaan bagi mereka.
Seseorang
harus tahu sifat alamiah manusia, supaya mengerti apa yang baik bagi manusia
dan apa yang akan bisa membawa kebahagiaan, serta supaya mengerti bagaimana
hidup dan apa yang harus dikejar untuk diraih. tanpa memperhatikan ini, tak
akan pernah tahu apa yang baik bagi manusia dalam sebuah kehidupan, mengejar
demi mencapai sesuatu namun tak pernah mendapatkan kebahagiaan, kehidupan
seperti bisa dikatakan “kehidupan yang tak teruji, sedangkan kehidupan yang tak
teruji tidak layak disebut hidup” (Socrates : Seri Petualangan Filsafat).
D. Usaha/perjuangan
Usaha /perjuangan adalah kerja keras
untuk mewujudkan cita-cita. Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu
maupun denan tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan
harkat dan martabat manusia. Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan,
karena kemampuan terbatas timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia
satu dan manusia lainnya.
Ketika suatu tujuan telah ditetapkan dan ingin dicapai
maka langkah berikutnya harus disertai dengan implementasi. Disetiap proses perjuangan selalu membutuhkan
implementasi nyata. Hasil nyata akan terwujud apabila kita bisa menjaga proses
implementasi dengan baik dan benar. Hasil yang mampu dicapai merupakan wujud
dari sebuah perjuangan.
Perjuangan tidak selalu identik dengan lamanya kita
melakukan proses implementasi untuk mewujudkan keinginan kita. Bisa jadi
seseorang membutuhkan perjuangan yang lebih singkat dengan sedikit sumber daya
yang dibutuhkan, sedangkan individu lainnya justru sebaliknya.Kesiapan,
ketersediaan dan kualitas sumber daya, strategi, situasi dan tingkat kesulitan
yang dihadapi, serta dukungan dari lingkungan eksternal amat menentukan
seberapa besar dan lamanya sebuah perjuangan harus dilakukan.
E. Pengertian Keyakinan/Kepercayaan
Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia
saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah
mencapai kebenaran. keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan
seseorang tidak selalu benar atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran.
Contoh: Pada suatu masa, manusia pernah meyakini bahwa bumi merupakan pusat
tata surya, belakangan disadari bahwa keyakinan itu keliru.
Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap
suatu premis benar.
Keyakinan/kepercayaan
yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan.
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat yaitu:
1.
Aliran
naturalisme; hidup manusia itu dihubungkan dengan
kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari nature,
dan itu dari Tuhan. Tetapi yang tidak percaya pada Tuhan, nature itulah yang
tertinggi. Aliran naturalisme
berisikan spekulasi mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada
2.
Aliran intelektualisme; dasar aliran ini adalah logika/akal. Manusia
mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir, mana yang benar menurut akal
itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia
yakin bahwa dengan kekuatan piker (akal) kebajikan itu dapat dicapai dengan
sukses. Dengan akal diciptakan teknologi, teknologi adalah alat Bantu mencapai
kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin teknologi memberi akibat yang
bertentangan dengan akal. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan
hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini
dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal.Benar menurut
akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh
dengan akal (ilmu dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut liberalisme.
Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun
tingkah lakudan perbuatannya itu bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan
akal lebih ditekankan pada setiap individu. Karena itu individu yang berakal
(berilmu dan berteknologi) dapat menguasai individu yang berpikir rendah
(bodoh)
3.
Aliran gabungan.
Dasar aliran ini idalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya
kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan.
Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu.
Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai
rasa (hati nurani). Jadi apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat
diterima oleh hati nurani. Apabial aliran ini dihubungkan dengan pandangan
hidup, maka akan timbul dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan
lebih berat didasarkan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani
dinomorduakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan,
dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan
logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme.
Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya
mendasari keyakinan secara berimbang, akan dalam arti baik sebagia logika
berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara
individual maupun secara kolektif panangan hidup ini disebut
sosialisme-religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika
berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia
Tuhan.
F.
Langkah-langkah Berpandangan Hidup yang Baik
Setiap manusia pasti mempunyai pandangan hidup apapun dan
bagaimanapun itu untuk dapat mencapai dan berhasil dalam kehidupan yang
diinginkannya. Tetapi apapun itu, yang terpenting adalah memiliki pandangan
hidup yang baik agar dapat mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik pula. Adapun
langkah-langkah berpandangan hidup yang baik yakni:
§ Mengenal
SHAPE \* MERGEFORMAT
Mengenal
merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap
aktivitas hidupnya yang dalam jal ini mengenal apa itu pandangan hidup.
Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai
pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak
manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu belum turun ke
dunia.
§ Mengerti
Tahap
kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini
dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bemegara
kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila
kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan
bemegara. Begitu juga bagai yang berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya
kita mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya
itu mengatur kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.
§ Menghayati
Langkah
selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu.
Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar
mengenai kebenaran pandangan hdiup itu sendiri. Menghayati disini dapat
diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan
memperluas dan mernperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa
hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang
dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu
atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan
hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu
sendiri.
§ Meyakini
Setelah
mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau
dari segi kemasyarakatan maupun negara dan dari kehidupan di akherat, maka
hendaknya kita meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini
ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga
dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
§ Mengabdi
Pengabdian
merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang
telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain.
Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya. Sedangkan perwujudan
manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu
sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di
alam akhirat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hubungan “Manusia dan Pandangan Hidup” sangat jelas
adanya. Tanpa sebuah tujuan yang jelas kehidupan seorang manusia tak akan
berguna bagi dirinya sendiri bahkan sekalipun bagi orang lain. Oleh karena itu,
dalam kehidupan ini kita harus mempunyai tujuan , cita – cita, mempunyai sifat
yang ingin selalu berbuat kebajikan, selalu berjuang menjalani kehidupan ini,
dan mempunyai keyakinan yang kuat terhadap diri sendiri dan juga kepada Tuhan
yang menciptakannya.
Dalam kehidupan ini tentunya memerlukan proses yang
panjang, tidak semerta – merta kehidupan seseorang langsung menjadi baik. Sama
halnya terhadap penciptaan manusia. Tahap demi tahap sehingga terciptalah
sebuah makhluk sempurna ciptaan-Nya. Oleh karena itu, prinsip – prinsip yang
telah dipaparkan bisa menjadi rujukan untuk kehidupan yang lebih baik lagi.
B. SARAN
Penulis mengajak
kepada para pembaca agar lebih memaknai kehidupan ini dengan prinsip dan pandangan hidup yang jelas. Kita
sebagai manusia bertugas menjalani kehidupan yang diberikan oleh Allah SWT ini
dengan terus bersyukur dengan apa yang sekarang kita dapatkan.
Jangan pernah
merasa Tuhan itu tidak adil karena sesorang telah ditentukan oleh-Nya bagaimana
umur, jodoh, rizkinya. Kita sebagai ciptaan-Nya diminta untuk terus berjuang
dan tak lupa bersyukur dengan menyisihkan harta yang kita miliki untuk orang
yang membutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar