Resensi Berita "Kudeta Militer Thailand"
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menulis makalah ini. Tanpa bantuan-Nya penulis tidak ada daya
untuk melakukan semuanya. Sudah sepatutnya penulis bersyukur atas nikmat yang
telah diberikan.
Makalah ini ditulis bertujuan untuk mengupas salah satu berita yang
sedang panas – panasnya terjadi di dunia ini yaitu tentang kudeta yang terjadi
di Negara Thailand yang dilakukan pihak militer Thailand. Semua itu berdampak
pada semua sektor dalam maupun luar Thailand. Bahkan Negara Indonesia mendapat
dampak kenaikan nilai dollar yang berarti penurunan nilai rupiah.
Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang
mendasar pada makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan
ini. Terima kasih dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif
bagi kita semua.
Terima kasih.
Depok, 18 Mei 2014
Hamzah Asadullah
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kepala Staf
Angkatan Darat Thailand Jenderal Prayuth Chan-Ocha melakukan kudeta pada Kamis
22 Mei 2014. Prayuth kemudian menunjuk dirinya sendiri sebagai Perdana Menteri
(PM) sementara Thailand.
Sejak Revolusi
Siam 1932, Thailand sudah dilanda berbagai kudeta, baik kudeta berdarah maupun
kudeta tidak berdarah. Berikut rentang waktu kudeta yang pernah terjadi di
Thailand, seperti yang dirangkum Reuters, Sabtu (24/5/2014).
1932: Tahun ini merupakan kudeta berdarah yang juga dikenal dengan
sebuta Revolusi Siam 1932, yang menjadi titik balik sejarah Thailand.
Sekelompok perwira militer yang dikenal dengan sebutan "Four
Musketeers", melengserkan kekuasaan Raja Prajadhipok dan mengakhiri
kekuasaan kerajaan monarki absolut yang sudah berlangsung selama tujuh abad.
Dari kudeta ini, muncul konstitusi pertama Thailand dan membuka jalan reformasi
sosial dan politik.
1933: Militer
melakukan kudeta untuk melengserkan kekuasaan Perdana Menteri Siam pertama setelah
1932, Phraya Manopakorn Nititada. Phraya Phahon yang menjadi tokoh kunci
kemudian menjadi perdana menteri kedua Thailand, selama lima tahun.
1947: Di tahun ini
militer kembali melengserkan kekuasaan Laksamana Thawan Thamrongnawasawat, yang
dipenuhi skandal dan korupsi. Kudeta dipimpin oleh pendiri Partai Demokrat,
Khuat Aphaiwong yang kemudian menjadi perdana menteri.
1957:
Kudeta tidak berdarah terjadi ketika Raja Bhumibol Adulyadej sedang berada di
Lausanne, Swiss. Pelaku kudeta kemudian menunjuk Jenderal Phibunsongkhram
sebagai perdana menteri.
1957: Ketika pemilu
parlemen 1957 menetapkan kekuasaan Phibunsongkhram, protes massal terjadi di
Bangkok dan membuat Raja Bhumibol tidak senang. Akhirnya Jenderal Sarit
Thanarat melakukan kudeta dan Pote Sarasain ditunjuk sebagai pemegang kekuasaan
sementara.
1958: Pimpinan
militer Sarit Thanarat memimpin kudeta di tahun ini. Berkuasanya Sarit,
menandai dimulainya kekuasaan era otoritarioan politik Thailand.
1971: Dengan alasan
perlunya menekan pihak komunis, Jenderal Thanom Kittikachorn melakukan kudeta
terhadap pemerintahannya sediri dan membubarkan parlemen.
1976: Setelah
delapan bulan sebelumnya militer melakukan kudeta yang gagal, mereka kembali
melakukan kudeta dan melengserkan kekuasaan PM Seni Pramoj. Laksamana Sangad
Chaloryu mendeklarasikan dirinya sebagai yang memegang kuasa Dewan Reformasi
Administrasi Nasional yang menerapkan status darurat militer di Thailand.
1977: Thanin
Kraivichien hanya bertahan memerintah selama satu tahun. Dia dilengserkan
melalui kudeta berdarah yang dilakukan oleh orang yang membuat berkuasa,
Laksamana Sangad Chaloryu. Thanin dituduh menyalahkan kekuasaan dengan
menerapkan aturan represif.
1991: Perdana
Menteri Chatichai Choonhavan ditangkap ketika hendak menemui Raja. Saat itu
Chatichai bermaksud untuk menunjuk seseorang berseberangan dengan pihak
militer, guna mengisi pos Menteri Pertahanan. Kemudian Jenderal Sunthorn
Kongsompong naik sebagai pemimpin Thailand.
19 September 2006:
Militer membubarkan pemerintah dan mencabut konstitusi 1997. Thaksin Shinawatra
yang menjadi perdana menteri saat itu tengah dalam kunjungan ke New York,
Amerika Serikat (AS).
Kemudian status darurat diterapkan di Bangkok setelah kudeta.
Thaksin akhirnya lengser dan saat ini berada di pengasingan di luar negeri
untuk menghindari kasus korupsi yang diarahkan kepadanya.
22 Mei 2014: Jenderal
Prayut Chan-Ocha mendeklarasikan kudeta militer setelah berbulan-bulan Thailand
dipenuhi ketidakpastian politik. Jenderal Prayuth pun menangkat dirinya sebagai
perdana menteri sementara Thailand.
Pemimpin militer Thailand mendapatkan restu dari kerajaan untuk
menggawangi transformasi di negeri yang terbelah antara dua kubu itu. Pihak
Istana, Senin (26/5), menyatakan dukungan terhadap kudeta yang dijalankan oleh
Panglima Militer, Prayut Chan-O-Cha.
"Untuk mengembalikan
perdamaian dan hukum, serta demi persatuan bangsa, raja mengangkat Jendral
Prayut Chan-O-Cha sebagai kepala pemerintahan," tulis Istana Kerajaan di
Bangkok dalam siaran persnya.
Monarki konstitusional yang
dipimpin oleh Raja Bhumibol Adulyadej, 86, menikmati kepercayaan tinggi di
antara penduduk Thailand. Restu dari istana selama ini dianggap sebagai langkah
penting melegitimasi perubahan kekuasaan di Bangkok, termasuk kudeta militer.
BAB II
PEMBAHASAN
Telah terjadi suatu peristiwa yang kembali menggegerkan dunia
internasional yaitu “Kudeta”. Kudeta disini dilakukan oleh pihak Militer
Thailand. Sebelumnya sudah pernah terjadi kudeta militer sama di Negara
Thailand yaitu Negara Mesir. Semua alasan pihak kudeta menjelaskan bahwasannya
ada tiga sebab kudeta antara lain situasi dalam negeri Thailand dan lingkungan
politik berbeda dengan negara lain, pihak militer Thailand merebut kekuasaan
berdasarkan bukti dan alasan yang penuh, serta pernyataan demokrasi di Thailand
yang telah mengakibatkan banyak kekerasan dan korban. Ia juga menyatakan, pihak
militer Thailand senantiasa mendukung pemerintahan demokrasi.
Bentuk kepemimpinan yang digunakan oleh Thailand adalah Sistem
Parlementer. Sistem ini jika dianut sebuah negara pastinya sebuah negara
tersebut mempunyai kerajaan di dalamnya. Negara Thailand memang mempunyai
kerajaan. Tugas Raja disini hanyalah sebagai pemimpin negara yang tidak
berwenang untuk mencampuri urusan pemerintahan. Pemerintahan di negara Thailand
ini dipimpin oleh Perdana Menteri sama halnya seperti Negara Inggris. Perdana
Menteri disini berwenang untuk membuat kebijakan – kebijakan strategis untuk
membangun Negara Thailand.
Beda halnya dengan Indonesia yang menganut sistem Presidensil
dimana seorang presiden bertanggungjawab sebagai pemimpin negara sekaligus
pemimpin pemerintahan. Kudeta yang dilakukan oleh pihak militer ini
bertentangan dengan pernyataan bahwasannya pihak militer senantiasa mendukung
demokrasi.
Statement itu sangat bertentangan dengan perilaku karena jika
sebuah pihak menghargai sebuah sistem yang dianut yaitu sistem demokrasi tidak
sepatutnya melakukan kudeta tersebut. Seharusnya sikap militer Thailand ini
mengikuti prosedural yang diterapkan oleh sistem demokrasi tersebut. Sebuah
negara menganut sebuah sistem seharusnya menghargai sistem yang dianutnya
karena sudah sebuah kewajiban bagi suatu negara melaksanakan sistem itu.
Panglima militer Thailand Jenderal Prayuth Chan Ocha diketahui
pernah berjanji tak akan melakukan kudeta. Namun situasi membuatnya harus
melanggar sumpah. Pengambil alihan kekuasaan ke angkatan bersenjata membuat dia
menjilat ludahnya sendiri.
Stasiun televisi BBC melansir, Sabtu (24/5), Prayuth mengatakan dia
terpaksa melakukan ini lantaran tak ada titik temu antara kedua belah pihak.
Oposisi dan pro-pemerintah. "Kami tak ingin situasi semakin tidak
terkendali," ujarnya mengemukakan alasan kudeta.
Banyak pihak menuding ini cara militer ingin memimpin, namun ada
pula menduga sebuah kekuatan besar dari luar menggerakkan angkatan bersenjata
melancarkan kudeta. Hingga dua hari ambil alih kuasa ini belum juga menentukan
sampai kapan akhirnya.
Peristiwa ini tentunnya mempunyai hubungan antara manusia dengan
kegelisahan. Manusia selama ini seringkali tenggelam dalam kegelisahan.
Berbagai penyebab kegelisahan telah menyita waktu dan perhatian manusia, dan
sayangnya banyak yang tidak menyadari betapa mengganggunya kegelisahan itu.
Kegelisahan yang timbul dalam diri kita sebenarnya dibuat oleh kita sendiri,
kita ciptakan mereka di dalam pikiran kita melalui ketidakmampuan ataupun
kegagalan untuk mengerti bahaya perasaan keakuan dan melalui khayalan yang
melambung serta kesalahan dalam menilai setiap kejadian atau benda. Hanya jika
kita dapat melihat suatu kejadian atau benda dengan apa adanya, bahwa tidak ada
sesuatu apa pun yang kekal di dunia ini dan bahwa keakuan kita sendiri
merupakan khayalan liar yang membawa kekacauan dalam pikiran yang tidak
terlatih. Kegelisahan adalah suatu rasa tidak tenteram, tidak tenang, tidak
sabar, rasa khawatir/cemas pada manusia. Kegelisahan merupakan gejala universal
yang ada pada manusia manapun. Namun kegelisahan hanya dapat diketahui dari
gejala tingakah laku atau gerak – gerik seseorang dalam situasi tertentu. Jadi,
kegelisahan merupakan sesuatu yang unik sebagai manifestasi dari perasaan tidak
tenteram, khawatir, ataupun cemas.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkahlaku atau
gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala gerak gerik atau tingkah
laku itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mondar-mandir dalam
ruang tertentu sambil menundukkan kepala, duduk merenung sambil memegang
kepala, duduk dengan wajah murung,malas bicara, dan lain-lain.kegelisahan juga
merupakan ekspresi dari kecemasan. Masalah kecemasan atau kagalisahan berkaitan
juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa
seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.
Hal ini terjadi karena adanya keterbatasan manusia untuk dapat
mengetahui hal-hal yang akan datang atau yang belum terjadi. Hal ini terjadi
misalnya karena adanya suatu harapan, atau adanya ancaman. Manusia gelisah
karena takut terhadap dosa-dosa dan pelanggaran (yang telah dilakukan), takut
terhadap hasil kerja (tidak memenuhi kepuasan spiritual), takut akan kehilangan
milik (harta dan jabatan), atau takut menghadapi keadaan masa depan (yang tidak
disukai). Sedangkan sumber kegelisahan berasal dari dalam diri manusia (internal)
misalnya rasa lapar, haus, rasa sepi, dan dari luar diri manusia (eksternal)
misalnya kegelisahan karena diancam seseorang.
Bukan merupakan sebuah kepastian bahwa akar penyebab kegelisahan
selalu bermula dari faktor keluarga atau metode pendidikan yang diterapkan oleh
kedua orang tua. Bahkan, terkadang ia muncul dari diri penderita sendiri dan
itu merupakan faktor sangat dominan dan berpengaruh dalam semua aspek
keberadaan manusia sampai akhir
hayatnya. Faktor penyebab kegelisahan antara lain:
a. Dari Dalam
Faktor kegelisan dari dalam diri seseorang antara lain:
1. Cinta Diri
Kecintaan seseorang terhadap dirinya merupakan hal yang wajar,
namun sebagian orang telah berlebihan dalam mempertahankan cinta tersebut,
sehingga terbebani dengan berbagai macam penderitaan dan rasa sakit. Dalam
pembahasan ini, yang dimaksud cinta diri adalah kecintaan melampaui batas,
perhatian berlebihan terhadap diri sendiri, dan sangat sensitif terhadap segala
hal yang berkaitan dengan itu, sehingga ia tidak mendapati musibah yang lebih
parah dari penyakit tersebut.
Ya perhatian yang berlebihan
terhadap diri akan menyebabkan munculnya keinginan buruk dalam diri seseorang,
seperti ingin meraih kecintaan dari semua manusia, mengharapkan kehadiran
mereka dengan patuh dan mau melaksanakan perintahnya secara keseluruhan demi
memperoleh kerelaannya.
2. Lalai dalam
Mengingat Allah
Dalam beberapa hadits dan riwayat Shahih disebutkan bahwa was-was
dalam keadaan tertentu akan muncul sebagai akibat kelalaian seseorang dalam
mengingat Allah, berpaling dari (mencari) hikmah-Nya, dan mengentengkan
perintah dan larangan-Nya. Terkadang was-was juga akan muncul dari setan yang
telah mengguncangkan jiwanya.
Ya, orang yang hatinya
bersih dan yakin kepada Allah tidak akan terkena penyakit ini, kecuali bila
menderita cacat atau penyakit tertentu. Dari sudut pandang agama, mengingat
Allah ibarat benteng kuat dan baju besi yang melindungi manusia dari berbagai
macam bahaya, seperti penyakit kejiwaan. Sebagaimana, kita juga dapat
menjadikannya sebagai pijakan dalam proses pengobatannya. Beberapa riwayat
menyebutkan bahwa was-was bisa muncul sebagai akibat perbuatan haram dan
mungkar, sebaliknya mencari perlindungan Allah dapat mencegah seseorang dari
dampak negatifnya.
3. Gejolak Hati
Terkadang was-was muncul
dalam keadaan tertentu lantaran kegalauan hati yang sangat keras akan hal-hal
yang spele dan remeh. Ketika ia tidak mendapatkan sesuatu yang dapat
menyibukkan dirinya, ia akan memikirkan problem dan khayalan sia-sia, sehingga
sering kali hal itu menyeretnya kedalam kubangan was-was.
Karena itu, ketika seorang
anak kecil megotori badannya, maka ia akan segera melawan guncangan jiwa
lantaran takut akan hukuman ibunya dengan cara mencuci kotoran tersebut berulang
kali. Dan, pengulangan itu memberikan kemungkinan bagi muncul dan tertanamnya
pemikiran yang bersifat was-was tersebut. Sebagian orang berkeyakinan bahwa
pemikiran yang disertai perasaan was-was sebenarnya merupakan sejenis
kegelisahan yang timbul dari penyakit kejiwaan yang dapat disembuhkan dengan
mudah.
4. Rasa Takut dan Malu
Mungkin, sifat malu merupakan salah satu diantara faktor penyebab
was-was, sebab seorang pemalu adalah orang yang takut berdiam diri dan inilah
yang mengharuskan kita membahas tentang sebab-sebabnya pada anak-anak.
Karena itu, mereka yang pada
masa kecilnya telah mendapatkan pelecehan dan perlakuan keras, pada masa
dewasanya tidak akan mampu menghadapi problem yang sangat besar dan
menyelesaikannya secara benar. Ini menunjukkan bahwa seorang pemalu akan
berusaha dengan berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan dengan
sebaik-baiknya agar tidak menjadi bahan penilaian dan cemoohan orang lain.
Inilah yang mendorongnya melakukan pekerjaan secara berulang agar dapat menyelesaikannya
sebaik mungkin, yang pada akhirnya menjerumuskannya kedalam was-was.
5. Tidak Merasa Aman
Dalam keadaan tertentu, perasaan tidak aman merupakan faktor
penyebab terjadinya was-was. Dengan kata lain, sebagian orang akan menderita
was-was lantaran dirinya merasakan tidak adanya keamanan. Terkadang, perasaan
semacam ini merupakan akibat dari lemahnya kepribadian dan tidak adanya
kemampuan dalam mengendalikan diri.
Tidak diragukan lagi bahwa
benturan kejiwaan yang datang secara tiba-tiba pada diri seseorang akan
mendorong munculnya perasaan tidak aman dalam diri , yang kemudian akan
menyebabkan tertimpa was-was. Sebagaimana, tekanan jiwa akan menghilangkan
perasaan aman dalam pikiran seseorang. Ini juga merupakan penyebab lemahnya
kepribadian dan menjadikannya sebagai sasaran empuk bagi penyakit was-was.
6. Jiwa yang Lemah
Kelemahan jiwa dalam diri seseorang dapat mencapai suatu taraf
dimana ia sendiri kehilangan kekuatan untuk mengendalikannya, sehingga kita
mendapatinya dengan terpaksa menyerah dihadapan kejadian-kejadian yang
dialaminya. Ketika ia menampakkan keinginan agar seluruh pekerjaannya sebanding
dengan orang yang lebih utama darinya, maka perasaan ini akan berubah kedalam
bentuk perasaan lemah.
b. Kemasyarakatan
Terkadang, dalam beberapa keadaan, was-was diakibatkan oleh faktor
sosial dimana kita dapat melihat sebagian gejalanya ketika seseorang melakukan
suatu perbuatan yang sama dengan orang lain dan selalu mengikutinya. Namun
kasus ini berbeda dengan dimana anak-anak mewarisinya dari ayah atau ibunya.
Dengan kata lain, mengikuti perilaku orang lain dan taklid terhadap kelakuan
mereka yang salah serta berteman dengan segala penderita penyakit tersebut akan
menyebabkan terjadinya kontradiksi yang dibencinya dan membantu proses transfer
penyakit tersebut dari satu orang kepada orang lain.
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Dari uraian pembahasan mengenai MANUSIA dan KEGELISAHAN yang telah
kami paparkan pada bab terdahulu, maka kami dapat menyimpulkan bahwa
kegelisahan merupakan bagian hidup manusia. Tiap manusia, dengan tidak
memperdulikan segala latar belakang dan
kemampuannya, pasti akan mengalami kegelisahan, entah sebentar atau lama,
relative ringan ataupun berat. Yang demikian ini boleh jadi sangat wajar
mengingat manusia mempunyai hati dan perasaan.
Kegelisahan ini mungkin sebagai salah satu sebab terjadinya Kudeta
yang dilakukan oleh pihak militer Thailand. Memang seseorang ketika menjalankan
sebuah sistem kebanyakan tidak pernah konsekuen dengan sistem yang dianutnya.
Berbicara tentang manusia, berbicara pula tentang media tempat
manusia hidup yaitu Dunia. Untuk bisa memahami hakikat manusia maka harus pula
memahami hakikat dunia dan hakikat kehidupan manusia didunia. Pada dasarnya
konsep mendiami dunia mengandung arti pemenuhan kebutuhan atas aspek-aspek yang
membentuk manusia. Apabila manusia tidak bisa menjaga hakikat dirinya dan
hakikat hidupnya maka yang timbul adalah kegelisahan .sumber dari kegelisahan
adalah hawa nafsu dan sikap pamrih (tidak ikhlas). Kedua hal ini akan
menyebabkan munculnya sikap keserakahan dan konflik yang juga memunculkan
ketakutan, kekecewaan, dan pada akhirnya adalah kegelisahan.
DAFTAR PUSTAKA
·
Berita
ini diambil pada Hari Senin 26 Mei 2014 di acara berita “Kabar Petang” 17.00 di
Stasiun TV TVOne.
Komentar
Posting Komentar